RESUME MANAGEMEN
DASAR-DASAR PROSES PENGAWASAN
Disusun oleh :
Kelompok 4
Restiyandra
Lavina F 2012 521 347
Floridio 2012 521 348
Suryanto 2012 521 349
Wahyu R 2012 521 350
Florencia
Wenny 2012 521 351
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
ADI UNGGUL BHIRAWA (STIE AUB)
TAHUN 2012
DASAR
DASAR PROSES PENGAWASAN
PENGAWASAN
Pengawasan
adalah proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
tercapai.
TIPE-TIPE
PENGAWASAN
Ada
3 tipe dasar pengawasan, yaitu:
1.
Pengawasan
pendahuluan(feedforward control)
Pengawasan
ini sering disebut steering countrols
2.
Pengawasan
“concurrent”
Pengawasan
yang dilakukan bersama dengan
pelaksanaan kegiatan.
Pengawasan
ini sering disebut pengawasan “Ya-Tidak”
3.
Pengawasan
umpan balik(feedback control)
Dikenal
sebagai past-action controls
TAHAP-TAHAP
DALAM PROSES PENGAWASAN
1.
PENETAPAN
STANDAR PELAKSANAAN ( PERENCANAAN)
Standar berarti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil.
Standar berarti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil.
Tiga
bentuk standar yang umum:
a.
Standar-standar
phisik, mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa,jumlah langganan atau
kualitas produk.
b.
Standar-standar
monenter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja, biaya
penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
c.
Standar-standar
waktu, meliputi kecepatan produksi atau
batas waktu suatu pekerjaaan harus diselesaikan.
2.
PENENTUAN
PENGUKURAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Penetapan
standar adlah sisa-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata.
Tahap
ini menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
3.
PENGUKURAN
PELAKSANAAN KEGIATAN NYATA
Ada
berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan :
a.
Pengamatan(observasi)
b.
Laporan-laporan,
baik lisan dan tulisan
c.
Metode-metode
otomatis
d.
Inspeksi,pengujian(test)
atau dengan pengambilan sempel.
4.
PEMBANDINGAN
PELAKSANAAN KEGIATAN DENGAN STANDAR DAN PENGANALISAAN PENYIMPANAN-PENYIMPANAN
Tahap
kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan nyata dengan
pelaksanaan yang direncanakan atau stanar yang telah ditetapkan.
5.
PENGAMBILAN
TINDAKAN KOREKSI BILA PERLU
Tindakan
koreksi bisa berupa:
a.
Mengubah
standar mula-mula (barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah
b.
Mengubah
pengukuran pelaksanaan (inspeksi terlalu sering frekuensinya atau kurang atau
bahkan mengganti sistem pengukuran itu sendiri)
c.
Mengubah
cara dalam menganalisa dan menginterprestasikan penyimpangan-penyimpangan.
PENTINGNYA
PENGAWASAN
Ada
beberapa faktor yang membuat pengawasan selalu diperlakukan oleh setiap
organisasi. Faktor-faktor itu adalah :
1.
Perubahan
lingkungan organisasi
2.
Peningkatan
kompleksi organisasi
3.
Kesalahan-kesalahan
4.
Kebutuhan
manajer untuk mendelegasi Wewenang
PERANCANGAN
PROSES PENGAWASAN
William
H Newman telah mengemukakan prosedur untuk penetapan sistem pengawasan.
Pendekatannya terdiri atas lima langkah dasar yang dapat diterapkan untuk semua
tipe kegiatan
1.
Merumuskan
hasil yang diinginkan
2.
Menetapkan
petunjuk (predictors) hasil
Tujuan pengawasan
sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat mengatasi
dan memperbaiki adanya penyipangan sebelum kegiatan diselesaika.
Tugas penting
manajer adalah merancang program pengawasan untuk menemukan sejumlah
indikator-indikator yang terpercaya sebagai penunjuk apabila tindakan koreksi
perlu diambil atau tidak.
Newmen telah
mengidentifikasikan beberapa”earth wearning preditors “ yang dapat membantu manajer memperkirakan
apakah hasil yag diinginkan tercapai atau tidak, yaitu
1.
Pengukuran
memuaskan
2.
Hasil-hasil
pada tahap-tahap permulaan
3.
Gejala-gejala
(symptoms)
4.
Perubahan
dalam kondisi yang diasumsikan
3.
Menetapkan
standar penunjuk dan hasil
4.
Menetapkan
jaringan informasi dan umpan balik
5.
Menilai
informasi dan mengambil tindakan koreksi
BIDANG
– BIDANG PENGAWASAN
Merupakan aspek – aspek satuan kerja atau
organisasi yang harus berfungsi secara efektif agar keseluruhan organisasi
meraih sukses.
ALAT
BANTU PENGAWASAN MANAJERIAL
Dua
teknik yang paling terkenal adalah manajemen dengan pengecualia (managemen by
exception) dan sstem informasi manajemen (managemen information systems)
1.
Manageme
By Exception (MBE)
Memungkinkan manajer untuk mengarahkan perhatiannya pada
bidang-bidang pengawasan yang paling kritis dan mempersilahkan para
bidang-bidang pengawasan yang paling kritis dan mempresilahkan karyawan atau
tingkatan manajemen rendah untuk menangani variasi-variasi rutin
2.
Managemen
Information Systems(MIS)
Sistem ini memainkan peran penting dalam
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen perencanaa dan pengawasan dengan efektif.
MIS adalah suatu
metode formal pengadaan da penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan
dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan keputusan dan
memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan operasional organisasi
dilaksanakan secara efektif.
MIS dirancang
melalui beberapa tahap utama, yaitu:
1.
Tahap
survei pendahuluan dan perumusan masalah
2.
Tahap
disain konsepsual
3.
Tahap
disain terperinci
4.
Tahap
implementasi akhir
Manajemen perlu memperhatikan 5 pedoman agar perancangan MIS berjalan
efektif:
1.
Mengikut
sertaka pemakai(unsur) kedalam tim perancang.
2.
Mempertimbangkan
secara hati-hati biaya sistem
3.
Memperlakukan
informasi yang relevan dan terseleksi
lebih daripada pertimbangan kuantitas belaka
4.
Penyajian
pendahulua sebelum diterapkan
5.
Menyediakan
latihan dan dokumentasi tertulis yang mencukupi bagi para operator dan pemakai
sistem.
KARAKTERISITIK
– KARAKTERISTIK PENGAWASAN YANG EFEKTIF
Kriteria-kriteria
utama adalah bahwa sistem seharusnya
1.
Mengawasi
kegiatan-kegiatan yang benar
2.
Tepat
waktu
3.
Dengan
biaya yang efektif
4.
Tepat-akurat
5.
Dapat
diterima oleh yang bersangkutan
Karakteristik-karakteristik
pengawasan yang efektif dapat diperinci sebagai berikut:
1.
Akurat
2.
Tepat-Waktu
3.
Obyektif
dan menyeluruh
4.
Terpusat
pada titik-titik pengawasan strategik
5.
Realistik
secara ekonomi
6.
Realistik
secara organisasional
7.
Terkoordinasi
dengan aliran kerja organisasi
8.
Fleksibel
9.
Bersifat
sebagai petunjuk dan operasional
10. Diterima para
anggota organisasi